Games

Wednesday 30 March 2016

Budaya-Budaya yang Sering Kita Temui dalam Organisasi

Foto : www.kompasiana.com
Budaya sangat erat kaitannya dengan kebiasaan- kebiasaan yang sering dilakukan oleh individu atau kelompok dalam sebuah lingkungan. Dan organisasi adalah salah satu lingkungan terjadinya kebiasaan tersebut, sebab hal ini merupakan sesuatu yang sering dilakukan dan lihat oleh anggota organisasi yang terlibat didalamnya. Terlihat bagaimana aktivitas organisasi tersebut dalam merancang program kerja, mencapai target dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan.

Nah, sebenarnya ada banyak macam tipologi dalam berorganisasi, namun setiap tipologi itu tergantung bagaimana seorang pemimpin yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan. Dan khusus buat kalian mahasiswa organisatoris, wajib tau paling tidak 4 tipologi dalam berorganisasi agar tau kemana arah dan tujuan dalam berorganisasi, baik sebagai seorang pemimpin dalam organisasi tersebut maupun  berstatus sebagai anggota. Berikut beberapa tipologi budaya yang sering kita lihat dalam organisasi :

1.      Budaya Clan
Pernah tidak kalian masuk dalam sebuah organisasi atau melihat sebuah organisasi yang pemimpinnya dari daerah tertentu ? yah jelas...!!! Daerah tertentu, kok semua daerah. Namun, yang saya maksud adalah ketika pemimpinnya berasal dari suku, ras atau daerah tertentu maka segala manajeman dan sumber daya manusia yang ada dalam organisasi tersebut berasal dari kelompok yang sama, dari daerah tersebut. Ketika kalian melihat hal yang seperti ini maka budaya ini meruapakan budaya kelompok yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam mencapai tujuan, harus merekrut orang-orang terdekat atau yang sekelompok dengan mereka, guna agar pencapaian dan  mekanisme kerja organisasi dapat lebih terarah. Namun, budaya seperti ini cenderung memisahkan kelompok yang berkuasa dengan kelompok lain, kecuali jika kelompok lain tersebut mau bergabung dan menjadi pengikutnya maka bisa saja kelompok atau individu tersebut terlibat dalam pengambilan keputusan yang penting. Tipologi seperti ini banyak dan hampir kita temui diberbagai organisasi yang ada di sekitar kita. Oleh karena itu, tipologi ini mengandalkan sumber daya manusia dalam kelompok sebagai faktor utama dalam mencapai tujuan organisasi.

2.      Budaya Birokrasi
Merupakan budaya yang memiliki aturan dan berjalan sesuai prosedur yang telah ditentuan oleh Undang-Undang atau aturan yang mengatur mengenai organisasi tersebut. Aturan inilah yang menjadi paham dalam melaksanakan mekanisme kerja organisasi, sehingga setiap pengambilan keputusan dan kerja organisasi harus sesuai dengan level yang telah ditentukan. Contohnya, “Roni adalah utusan dari organisasi X untuk menghadap ke organisasi Y guna meminta persetujuan dalam melaksanakan kegiatan sebagai program kerja organisasi X, Roni langsung menghadap dan menuju ruangan kepada pihak pimpinan organisasi Y sebagai individu yang berwenang menangani hal tersebut untuk meminta persetujuan. Namun, ketika hendak menghadap, Roni ditolak dan diberitahu sesuai prosedur yang terlaksana, Roni harus melapor ke penerimaan tamu, lalu dari tamu diarahkan sekretaris untuk meminta persetujuan audiensi ingin bertemu pemimpin organisasi Y dan setelah disetujui barulah Roni bisa menghadap”. Hal ini menandakan bahwa organisasi tersebut menerapkan budaya birokrasi atau segala sesuatu kerja organisasi harus sesuai prosedur dan standar yang telah ditetapkan. Budaya seperti akan sering anda lihat jika merasa sebagai pelaku (organisastoris) atau objek terjadinya praktek budaya birokrasi, hal semacam ini tentu sangat bermanfaat dan memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi. Akan tetapi tipologi semacam ini, dapat menyita waktu yang lama jika sumber daya manusia yang ada didalamnya tidak mempraktekkan dengan baik, terlebih lagi jika orang-orang yang ada didalam organisasi tersebut kurang paham mengenai posisinya alias tidak profesional, maka hal ini menjadi faktor paling berpengaruh dalam menurunnya kinerja organisasi.  

3.      Budaya Adokrasi
Budaya adokrasi merupakan budaya yang berorientasi pada penemuan hal-hal baru, yang diakomodasi oleh lembaga-lembaga yang ada dalam organisasi tersebut untuk selalu menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru beradasarkan inisiatif sumber daya manusia dalam organisasi itu, jika SDMnya handal dan kreatif maka tipologi seperti ini sangat cocok dalam mengembangkan karir organisasi. Misalnya, dalam sebuah organisasi selalu menciptakan produk-produk penelitian yang baru yang bermanfaat bagi masayarakat, hal ini adalah orientasi dari tipologi budaya Adokrasi. Namun, permasalahan yang sering muncul ketika tipologi ini diterapkan dalam sebuah organisasi adalah kesenjangan yang terjadi bagi anggota organisasi yang selalu berorientasi pada hal yang baru dan mereka yang tipenya hanya mampu bekerja berdasarkan instruksi yang telah ada. Sehingga tipologi ini cenderung melemah karena tidak semua anggota organisasi memiliki mindset yang sama untuk menciptakan dan melihat hal-hal baru, mereka masih cenderung berada ditempat dan melakukan budaya-budaya yang pernah dilihat. Oleh karena itu, peran pemimpin dalam menyatukan tipe-tipe anggotanya yang beragam sangat penting dalam mencapai target organisasi.

4.      Budaya Market
Organisasi dengan tipologi ini adalah organisasi yang menganut paham tentang hasil yang dapat dicapai dari organisasi itu berupa financial support. Jadi, segala sesuatu yang telah diciptakan dari anggota organisasi tersebut, berorientasi pada bagaimana produk yang dihasilkan dapat memiliki nilai jual yang tinggi serta dinikmati oleh masyarakat. Tipologi semacan ini cenderung memanfaatkan kemampuan dan hasil yang diperoleh SDM untuk disebarluaskan pada pangsa pasar agar organisasinya dapat lebih berkembang.

Jika anda adalah seorang organisatoris, subjek ataupun objek dalam praktek organisasi maka anda harus memiliki kepekaan dalam menilai dan melihat kondisi yang terjadi disekitar anda. Sebab hal ini adalah bagian dari pendewasaan tentang bagaimana proses dalam sebuah organisasi, berproses dan ikut andil dalam setiap pengambilan keputusan.

Jika anda seorang mahasiswa, maka laksanakan tugas nada sesuai dengan prosedur yang ada untuk mencapai tujuan sebagai mahasiswa yang sesungguhnya. Mahasiswa yang sesungguhnya adalah mahasiswa yang memiliki jiwa kepekaan yang tinggi dan tanggap terhadap permasalahan yang terjadi disekitarnya. Nah, bagaimna sih ciri-ciri menjadi  mahasiswa yang sesungguhnya ? nantikan postingan selanjutnya. Dan, jangan lupa baca mengenai Budaya-Budaya Kampus agar paham bagaimana kondisi kampus secara umum.


Intinya, dimanapun anda berada, apapun organisasi anda saat ini bertindaklah sesuai tanggungjawab dan wewenang yang telah dimanahkan kepada anda. Sebab hal itu adalah bagian dari Budaya Organisasi.

Sunday 20 March 2016

Mahasiswa Baru Punya Cerita

Melepas masa abu-abu, dan masuk ke masa dimana  orang-orang lebih kepo dari sebelumnya, mereka ingin tau segala hal, mereka peduli terhadap apa yang akan dan ingin kita lakukan atau lebih tepatnya "modus", mereka mengusik, mereka mengatur dan mereka membuat aturan. Yah, sebut saja masa itu adalah masa kuliah.

Beragam karakter dan situasi yang berbeda-beda, penuh sandiwara dan setiap tindakan memiliki makna yang tersimpan didalamnya, wow. Seperti film drama korea, sulit ditebak. Yah, sesuatu yang sebenarnya gak penting di buat-buat menjadi penting, kata-kata ilmiah yang belum pernah ku dengar mulai aku dengar di masa ini, bahkan cara berpakaian dan juga gerak-gerikku punya makna bagi mereka. Jadi, aku mulai mengenal masa kuliah yang ku ganti namanya menjadi "dunia kampus". Sebenarnya sama saja, cuman kata ini lebih asik kedengarannya, sepertinya kita akan menciptakan kisah sendiri, daerah sendiri dan aturan sendiri.

Dunia kampus, jujur saja kumulai dari rasa takut, takut disalahkan dan takut berbuat salah. Sebab, apa yang ada dalam pikiranku hanya belajar, punya teman baru, mengenal berbagai dosen, sistem pelajaran yang santai, pakaian yang tak lagi seragam dan ruangan yang lebih nyaman. "Lebih nyaman di masa sekolahku dulu" gumamku dalam hati.

Tidak hanya itu, aku yang minim terhadap Informasi terkait kampusku membuatku bingung dan semakin bertanya-tanya. Seperti apa aku kedepan dengan dunia baruku ini.

Baru saja beberapa minggu aku kuliah, aku sudah kenal semua teman kelasku, dekat dengan mereka dan mengerjakan tugas bersama-sama, bercanda riang dan jalan-jalan keliling kota adalah hal yang sering kami lakukan. Namun, semua situasi itu terpecah ketika aku mendapat masalah yang begitu hebat luar biasa dan menjadi polemik bahkan menjadi permasalahan yang kuanggap sulit kutafsirkan.

Apa masalah itu?
Jika kalian adalah seorang maba, atau sedang merasakan yang namanya maba. Kalian akan tau itu---!!!
Aku sangat terbatas, masuk kampus harus rombongan, ke perpus harus nyari waktu yang tepat - takut di liat senior. Yah, begitulah.

"Mungkin ini hanya berlaku di kampusku". Pikirku dengan berangan-jangan gimana yah kalau aku kuliah di kampus itu. Mungkin aku gak bakal dapat hal yang seperti ini -_-
Namun, setelah kutanyakan ke teman-teman beberapa kampus yang ada di Indonesia. Yah bilangnya, aku juga gitu kok. Dan bahkan ada yang lebih parah dari yang kualami [menurutku]

Kalian yang mungkin baru mengenal dunia kampus, jangan kaget yaa dengan situasi yang seperti ini. Ini bakal menjadi sesuatu yang membudaya dan entah kapan akan berakhir. Terserah kalian apakah akan terus melanjutkannya atau tidak?

Ada banyak cara agar kita bisa dekat dengan siapa saja, sama halnya ada banyak cara untuk mengakrabkan diri dengan senior dan maba. Begitupun sebaliknya.
Seperti pepatah yang mengatakan "ada banyak jalan menuju roma"
Yah tergantung kalian mau milih jalan yang mana! Ngikut senior? Atau menciptakan proses sendiri sesuai angan yang kamu dambakan?

Semua itu ada padamu sebagai seorang yang baru mengenal dunia kampus.
Tetapi, sejelek-jeleknya senior di matamu [maba] hehe. Mereka ingin yang terbaik buat kamu, yakin dan percaya. Sisa kamu yang menilai, yang terbaik menurut senior ini seperti apa?
Lagi-lagi kamu yang memilih.

Tidak ada kata doktrin dan sebagainya yang serupa, semua itu adalah hakmu.
Kamu boleh kok berpura-pura sepaham dengan mereka, toh nyatanya mereka gak bakal tau kalau kamu seperti itu.

Saranku, kuharap apapun statusmu sekarang. Milikilah komitmen, komitmen yang seperti apa. Komitmen untuk kebaikan bersama. Jangan egois dengan dirimu sendiri.

Oke bro? Sis?

Salam Mahasiswa...!!!

Bagaimana Menanggapi Senior yang Rese' ?

Foto : kvltzine.com








Kata "senior" tentunya tak lazim lagi bagi seorang mahasiswa baru. Sebab seorang senior adalah panutan bagi mereka dalam menghadapi kehidupan barunya, yakni dunia kampus. Pada dasarnya setiap kampus memiliki budaya atau kebiasaan-kebiasaan yang sering terjadi dan diperlihatkan ke khalayak ramai. Namun kebiasaan tersebut berbeda-beda dari berbagai sudut pandang, terutama pada kebiasaan mahasiswanya. Seperti bagaimana seorang mahasiswa didalam kelas, dalam berkegiatan, berkompetisi dan mendidik adik kelasnya (junior).
Eh, jangan terlalu serius bacanya. Hehe
Nah, kenapa sih, junior selalu menjadi topik hangat menjelang semester ganjil ? Apa sih yang istimewa dari mereka?  Hem -_-
Layaknya seorang kakak ketika ibunya baru saja melahirkan, tentu sebuah kebahagiaan yang luar biasa karena telah mendapatkan adik baru. Iya bahagia tentunya, namun apa iya hal ini sama dengan yang dirasakan seorang senior kepada juniornya ? Hem cie bahagianya senior, mau punya adik. Wkwkw
Dan, bisa saja iya bisa juga tidak. Kenapa?  Bagaimana jika kelak juniornya adalah junior yg membangkan? Sulit diatur? pemalas? Atau bahkan benci dengan seniornya? Yah entahlah, kita cuma bisa melihat apa yang bakal terjadi.
Sekarang gini, siapapun kamu apakah kamu seorang senior atau junior yang lagi otw senior, terserah deh. Hehe. Intinya coba posisikan dirimu sebagai seorang "junior". Contoh, saya yaya, saya adalah mahasiswa baru disalah satu universitas terkemuka di Indonesia, haha misal aja jih bro, realitasnya sementara on the way . Saya baru saja kuliah di kampus ini, saya tidak kenal siapapun kecuali dosen saya. Itupun saya kenal setelah dia memperkenalkan diri di depan kelas, -_- hem ngomong apa. Haha
Singkat cerita, saya mulai memberanikan diri mengenal para senior yang hebat-hebat, yang selalu mengisi waktu luang kami di depan kelas ketika dosen lagi tidak ada. Waktu terus berjalan hingga akhirnya banyak hal yang saya dapatkan bersama para senior kece, akrab dengan mereka bahkan tertawa dan ngebully bareng mereka. Tetapi disetiap kesempatan saya selalu berusaha memposisikan diri saya sebagai seorang "junior". Seseorang yang harus mematuhi apa kata senior, hem -_- (kalaupun gak sepakat, maka dimodif ajalah biar rada-rada sepakat gitu. Hehe).
Nah, karena saya junior dan manusia juga (siapa bilang komodo ? Anjirrrr:suara sumbang. Hahaha) tentu saya punya gaya hidup dan prinsip tersendiri dalam mencapai mimpi-mimpi besar saya. Lantas bagaimana ketika hal itu bertentangan dimata para senior?  Apa yang selama ini sering kita lakukan tidak seperti yang diinginkan senior -_- yah mau gimana lagi :(
Apapun yang mereka mau dan kita lakukan, kalau saya sih nikmati aja seperti air yang mengalir disungai yang airnya jernih. Hahaha. Kenapa?  Sebab kita punya prinsip dan cita-cita, jadi fokus aja kesana. Iya tidak?
Tetapi bagaimna dengan senior yang rese'_Nya minta ampun? Maunya selalu ingin dituruti? Nyuruh kiri kanan? Memberikan tugas tambahan, nyuruh ngumpul disana disini, bilang inilah bilang itulah. Huuffftt (pake urat lagi nyuruhnya.:hahaha). Satu kata buat senior yang kayak gini "rese'" .hahaha, tapi ini sih menurut saya, kalau kamu gimana? Pasti kurang lebih sama kan?  Haha jangan boong, takut yah? Wkwkw
Nah, gimanasih cara menghadapi senior yang kayak gini?
Tenang, buat kamu calon mahasiswa atau mahasiswa baru, gini nih caranya :
  1. Jangan lupa berdoa sebelum makan. Hahaha ngaco nih :D . Tapi serius nih, kenapa bisa? Sebelum ke kampus kamu harus makan/sarapan dululah supaya gak sakit. (Ciecie perhatian banget sih :P) karena ketika kamu lapar, pasti bakal susah mencerna apa kata dosen dan juga kata seniormu. Jangan sampai dari jauh seniormu manggil2 nih, yaya yaya yayaaaaa. Tapi gak dengar juga, hem pasti mereka jengkellah (ini mahasiswa baru sudah mulai nih, awas saja nanti #dalamhati). Jadi intinya perhatikan gerak-gerik seniormu dan sarapan dulu buat cegah senior badmood. Hahaha
  2. Tau kelemahan senior. Wah kenapa? Mirip tinju aja nih mesti tau kelemahannya dimana. Hahaha. Karena ini satu-satunya identifikasi dan analisis yang bisa kita lakukan jika masih berstatus mahasiswa baru karena ruang dan waktu yang terbatas. Hal ini bisa dilakukan dari jarak jauh bahkan didalam kelas, caranya gimana?  Nah, "hindari berjalan dimana seniormu ngumpul". Lah apa hubungannya dengan kelemahan?  Iyasih ini gak sepenuhnya kelemahan tapi paling tidak ini bisa melemahkan seniormu jika tidak melihatmu. Hahaha. Serius nih, kalau dia sering liat kamu maka dia akan membaca bagaimana dan apa kelemahanmu lalu memasukimu dan mengajakmu. Wow,  maka dengan mudah mereka akan gampang nyuruh sini sana, dll. Karena?  Seniormu sering ngeliat kamu. Iya tidak?  Iyalah, mana mungkin senior nyuruh kita kalau tidak lihat kita, sms? Itupun kalau mereka tau nomormu (memang senior dukun nyuruh tanpa ngeliat. Hahaha)
  3. Setelah kamu tau kelemahan seniormu, saya sarankan diusiamu yang on the way senior, tampil seadanya aja dulu. Gak usah pake ini itu segala macam. Biasa aja, muka polos :P
  4. Keempat, selalu posisikan seniormu sebagai teladan yang terbaik. Dengan seperti itu, mereka akan canggung untuk berbuat rese' kepada kamu. Jika iya kamu buktikan bahwa saya punya prinsip tersendiri dalam menjalani hidup dan buktikan bahwa apa yang kamu lakukan lebih baik dari apa yang dilakukannya pada saat masih sepertimu.
  5. Hormati lebih dari penghormatan yang sebelumnya pernah kamu lakukan pada orang-orang, tapi dengan catatan gak berlebihan. Hahaha. Kalau berlebihan mah lebay namanya .wkwkw atau tumpah-tumpah? :D
  6. Terakhir, jangan lupa berdoa setiap kamu berurusan dengan senior. Sebab kita tidak bisa memprediksi kapan senior baik, kapan dia marah dan kapan dia rese'. Tetap berdoa setiap saat untuk kebaikanmu dan juga seniormu. Sebab jika terjadi hubungan yang lebih baik diantara senior dan junior maka kalian layak dikatakan "saudara tak sedarah".
Mungkin cuma itu sedikit catatan buat kita semua, baik anda sebagai senior ataupun junior, mari saling mengevaluasi diri, berbenah dan menciptakan sesuatu yang lebih indah dari sebelumnya.

Saturday 19 March 2016

Kata Senior Ini Budaya Kampus



Foto : news.okezone.com


Pernah tidak kamu membayangkan masuk pada sebuah komunitas atau daerah, lalu didalam kamu melihat berbagai macam sifat, perilaku dan model yang sangat beragam. Lalu salah seorang mendekatimu dan mengatakan, apa yang kamu lihat itu adalah budaya di daerah sini. Namun, kamu tidak langsung mempercayai orang itu, karena dalam pikiranmu ada banyak  hal yang sama, sama seperti daerah lain yang benar-benar mirip dengan kondisi yang sedang kamu lihat sekarang. Kebutuhan akan informasi yang kamu inginkan membuatmu terus mencari tau, hingga akhirnya ada seseorang yang  menyeret kamu dan memperlihatkan yang “katanya” sesungguhnya inilah deskripsi dari bagian kecil yang kamu lihat beberpa hari ini semenjak bergabung dan masuk didaerah sini. Pola pikirmu mulai terbuka, benar apa yang saya lihat adalah kebiasaan yang sering terjadi ketika ada orang baru yang masuk di daerah tersebut. Disamping kamu berpikir apakah ini benar-benar budaya, ada bisikan lain yang mengatakan bahwa apa yang kamu lihat itu bukan budaya, melainkan aturan yang dibuat yang didesain dengan sebaik-baiknya, sehingga orang diluar taunya bahwa ini adalah budaya.

Ketika dua pikiran yang datang, dan kamu mau menyimpulkan sebuah keadaan. Lantas kamu baru saja mengetahui sedikit dari banyaknya informasi yang belum kamu dapat, maka terjadi kebimbangan yang luar biasa pada dirimu. Haha

Jadi apa yang akan kamu lakukan ? apakah menolak apa yang dikatakan orang tadi atau malah sebaliknya, menerima dan ikut melakukan hal itu ?

Banyak cara yang mungkin kamu bisa lakukan, bisa saja kamu berpura-pura menerima, menerima tapi tidak sesungguhnya menerima, menolak atau acuh saja dengan orang itu ?
Namun pertanyaanya apakah kamu setuju dengan hal semacam itu ? 

Entah, saya tidak menyarankan kamu harus setuju atau tidak. Sebab pola pikir kita berbeda-beda menanggapi dan mendefenisikan sesuatu. Ketika diawal kamu telah mendapatkan warisan pola pikir yang ditularkan para pendahulumu atau dalam ranah kemahasiswaan yang sering disebut senior, maka dengan sendirinya pola pikirmu akan sesuai dari apa yang telah ditularkan seniormu tersebut. Mungkin seringkali kita mendengar aturan yang bunyinya seperti ini :

Aturan Pertama, bahwa Pasal 1 “Senior itu tidak pernah salah”. Pasal 2 “Jika senior salah maka kembali ke Pasal 1”. Aturan semacam ini juga merupakan sebuah usaha dalam membentuk pola pikir pada seorang junior, jikalau seandainya seorang junior acuh tak acuh mencari informasi selain dari informasi yang diberikan seniornya. Maka yakin dan percaya kalau junior tersebut telah menjadi pengikut seniornya dan seniornya juga telah berhasil membentuk pola pikir juniornya untuk memiliki pandangan yang sama terhadap pendefenisian sesuatu.

Aturan Kedua, Aturan ini merupakan ekspektasi lebih lanjut dari aturan pertama, sebab hal yang sering terjadi adalah seorang senior selalu “maha benar”. Anggapannya bahwa jika kamu adalah seorang junior maka bagaimanapun kamu harus taat pada seniormu. Lantas bagaimana jika seorang senior menyuruhmu berbuat hal-hal aneh yang melanggar aturan akademik atapun hak-hakmu sebagi seorang mahasiswa ? Menyuruhmu mengerjakan tugasnya, mengumpulkan dana dengan alasan nongkrong bersama, membatasi ruang gerakmu dalam kampus (kamu tidak boleh keruangan itu, karena itu ruangan khusus untuk senior, kamu besok tidak usah pakai baju itu yah karena terlalu mencolok, celanamu ganti dong karena ganggu penglihatan saya, gaya rambutmu besok kamu harus ubah, eh kalau bicara sama seniormu tunduk sana, apa kamu melawan ? ) wkwkw. Mungkin saya yakin jika anda pernah menjadi seorang junior 80% anda pernah mengalami hal tersebut. Pertanyaannya ? apakah tindakan semacam ini merupakan hal yang benar ? sebagian besar jika kamu seorang junior pasti kamu akan mengatakan hal itu tidak benar, sebaliknya jika kamu seorang senior mungkin saja jika pola pikir yang sedang kamu pakai adalah warisan, maka kamu akan mengtakan hal itu sah-sah saja.

Aturan Ketiga, Budaya kampus. Kenapa ? Apa itu budaya kampus. Hem -_- ....Pada alinea sebelumnya saya telah sedikit menyinggung mengenai budaya. Beberapa aturan muncul memang disebabkan pada kebiasaaan-kebiasaan mahasiswa para pendahulu kita yang mewajibkan kita untuk mempercayai hal tersebut “katanya”. 
Namun, bagaimana jika budaya itu berbeda dengan gaya sehari-hari kita ? jauh sangat berbeda. Kemugkinan-kemungkinan yang bisa terjadi adalah bisa saja kita malas ke kampus, malas belajar, stress, menyendiri, dan bahkan memutuskan untuk keluar dari kampus tersebut. Kenapa ? karena kita merasa hal ini sangat jauh dari apa yang saya pikirkan sebelumnya dan kita tidak bisa mengembangkan passion kita dengan kondisi seperti itu. Jika pendirianmu kuat untuk mencapai mimpimu, maka keputusan untuk keluar kampus dan berpindah ke kampus lain memang adalah hal yang tepat. Akan tetapi, pada situasi lain kamu dianggap seorang pengecut jika tidak bisa menghadapinya, hemmm -_- .Tentu saja kita akan merasa serba salah dengan hal tersebut.

Beberapa aturan diatas, apakah kamu pernah mengalaminya sebagai seorang junior ? atau pernah mempraktekkannya sebagai seorang senior ? haha
Entah apa yang akan kamu lakukan jika mendapati hal tersebut, tetapi saran saya kamu harus menjadi orang yang berilmu, konsisten, amanah dan bertanggung jawab. Setelah hal tersebut kamu capai maka kamu akan mengatakan semua hal diatas setelah kamu lewati, bahwa hal tersebut adalah bagian dari “Dinamika Kampus”. Lantas apakah kita setuju atau tidak ? Bagaimana cara kita menghadapinya ? Apakah semua senior seperti itu ? Apakah anggapan junior seperti itu ? Tunggu Jawaban di tulisan selanjutnya, hehehe :) 

Tetap semangat sebagai seorang mahasiswa, posisikan dirimu layaknya mahasiswa sejati yang benar-benar ingin membuat sebuah perubahan dengan aturan yang telah ada “bukan aturan yang dibuat-buat”. Sebab menjadi seorang mahasiswa, setiap masa berbeda cerita, berbeda pengalaman dan berbeda output yang kita raih.

Friday 18 March 2016

Ketika Keinginanmu Dilarang Orang Tua, Ini yang Mesti Dilakukan

Foto : mashupcorner.com
Kamu seorang yang suka bercita-cita tinggi ? Suka bermimpi layaknya CEO Perusahaan-perusahaan hebat didunia ? Jika iya apakah itu selaras dengan nasihat orang tuamu ? Jika iya, maka berbahagialah kamu. Namun jika tidak, mimpimu dengan nasihat orang tuamu itu bertolak belakang, lantas apa yang akan kamu lakukan ? Mendengar mimpimu dan mengabaikan nasehat orang tuamu ? atau mengikuti nasehat orang tuamu lantas mimpimu itu tidak kamu raih ? 

Sangat sulit memang menyimpulkan apa yang akan kita lakukan jika hal itu tidak sesuai dengan pengharapan kita. Jelas keduaduanya mengcakup masa depan kita. Oleh sebab itu, maka dibutuhkan pertimbangan yang matang dalam bertindak. 

Beberapa pertimbangan yang mesti kita lakukan adalah sebagai  berikut :
- Ketahui dengan jelas apa target dari mimpimu itu
- Buatlah jadwal terhadap pencapain nyata dalam menggapai mimpi tersebut
- Lakukan dengan senang hati.
- Beritahukan ke orang tuamu terhadap pencapaian dari setiap targetmu.  
- Berikan penghargaan kepada dirimu sendiri, orang tua dan orang yang membantumu dalam mencapai target itu.
- Evaluasi 
- Lakukan secara berulang untuk melihat sebatas apa kemampuanmu.
- Berdoa dan Minta do’a restu dalam pencapaian mimpimu.

Nah, dengan langkah seperti itu, besar kemungkinan apapun yang kamu mimpikan akan tercapai dan restu orang tuamu akan mengikuti apa yang telah kamu mimpikan. Jelas tidak ada orang tua yang mau melihat anaknya menderita, mereka ingin melihat anaknya sukses. Maka lakukan dan buktikan kepada orang tuamu dari sekarang, Bahwa Saya (Sebutkan namamu dengan Keras) Bisa mewujudkannya.


Random News

Powered by Blogger.

Flexible Home Layout

Tabs

Main menu section

Sub menu section

Find Us On Facebook

Video Of Day

Text Widget

Contact Us

Name

Email *

Message *

Followers

Follow Me

Follow Us

Flickr Images

Page

 

© 2013 Yaya Nouht. All rights resevered. Designed by Templateism | Blogger Templates

Back To Top