Foto : www.kompasiana.com |
Budaya
sangat erat kaitannya dengan kebiasaan- kebiasaan yang sering dilakukan oleh
individu atau kelompok dalam sebuah lingkungan. Dan organisasi adalah salah
satu lingkungan terjadinya kebiasaan tersebut, sebab hal ini merupakan sesuatu
yang sering dilakukan dan lihat oleh anggota organisasi yang terlibat
didalamnya. Terlihat bagaimana aktivitas organisasi tersebut dalam merancang
program kerja, mencapai target dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan.
Nah,
sebenarnya ada banyak macam tipologi dalam berorganisasi, namun setiap tipologi
itu tergantung bagaimana seorang pemimpin yang menggerakkan organisasi untuk
mencapai tujuan. Dan khusus buat kalian mahasiswa organisatoris, wajib tau
paling tidak 4 tipologi dalam berorganisasi agar tau kemana arah dan tujuan
dalam berorganisasi, baik sebagai seorang pemimpin dalam organisasi tersebut
maupun berstatus sebagai anggota. Berikut
beberapa tipologi budaya yang sering kita lihat dalam organisasi :
1.
Budaya Clan
Pernah tidak kalian
masuk dalam sebuah organisasi atau melihat sebuah organisasi yang pemimpinnya
dari daerah tertentu ? yah jelas...!!! Daerah tertentu, kok semua daerah. Namun,
yang saya maksud adalah ketika pemimpinnya berasal dari suku, ras atau daerah
tertentu maka segala manajeman dan sumber daya manusia yang ada dalam
organisasi tersebut berasal dari kelompok yang sama, dari daerah tersebut.
Ketika kalian melihat hal yang seperti ini maka budaya ini meruapakan budaya
kelompok yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam mencapai tujuan, harus
merekrut orang-orang terdekat atau yang sekelompok dengan mereka, guna agar
pencapaian dan mekanisme kerja
organisasi dapat lebih terarah. Namun, budaya seperti ini cenderung memisahkan
kelompok yang berkuasa dengan kelompok lain, kecuali jika kelompok lain
tersebut mau bergabung dan menjadi pengikutnya maka bisa saja kelompok atau
individu tersebut terlibat dalam pengambilan keputusan yang penting. Tipologi
seperti ini banyak dan hampir kita temui diberbagai organisasi yang ada di
sekitar kita. Oleh karena itu, tipologi ini mengandalkan sumber daya manusia dalam
kelompok sebagai faktor utama dalam mencapai tujuan organisasi.
2.
Budaya Birokrasi
Merupakan budaya yang
memiliki aturan dan berjalan sesuai prosedur yang telah ditentuan oleh
Undang-Undang atau aturan yang mengatur mengenai organisasi tersebut. Aturan
inilah yang menjadi paham dalam melaksanakan mekanisme kerja organisasi, sehingga
setiap pengambilan keputusan dan kerja organisasi harus sesuai dengan level
yang telah ditentukan. Contohnya, “Roni adalah utusan dari organisasi X untuk
menghadap ke organisasi Y guna meminta persetujuan dalam melaksanakan kegiatan
sebagai program kerja organisasi X, Roni langsung menghadap dan menuju ruangan
kepada pihak pimpinan organisasi Y sebagai individu yang berwenang menangani
hal tersebut untuk meminta persetujuan. Namun, ketika hendak menghadap, Roni
ditolak dan diberitahu sesuai prosedur yang terlaksana, Roni harus melapor ke
penerimaan tamu, lalu dari tamu diarahkan sekretaris untuk meminta persetujuan
audiensi ingin bertemu pemimpin organisasi Y dan setelah disetujui barulah Roni
bisa menghadap”. Hal ini menandakan bahwa organisasi tersebut menerapkan budaya
birokrasi atau segala sesuatu kerja organisasi harus sesuai prosedur dan
standar yang telah ditetapkan. Budaya seperti akan sering anda lihat jika
merasa sebagai pelaku (organisastoris) atau objek terjadinya praktek budaya
birokrasi, hal semacam ini tentu sangat bermanfaat dan memiliki tingkat
kedisiplinan yang tinggi. Akan tetapi tipologi semacam ini, dapat menyita waktu
yang lama jika sumber daya manusia yang ada didalamnya tidak mempraktekkan
dengan baik, terlebih lagi jika orang-orang yang ada didalam organisasi
tersebut kurang paham mengenai posisinya alias tidak profesional, maka hal ini
menjadi faktor paling berpengaruh dalam menurunnya kinerja organisasi.
3.
Budaya Adokrasi
Budaya adokrasi
merupakan budaya yang berorientasi pada penemuan hal-hal baru, yang diakomodasi
oleh lembaga-lembaga yang ada dalam organisasi tersebut untuk selalu menemukan
dan menciptakan sesuatu yang baru beradasarkan inisiatif sumber daya manusia
dalam organisasi itu, jika SDMnya handal dan kreatif maka tipologi seperti ini
sangat cocok dalam mengembangkan karir organisasi. Misalnya, dalam sebuah
organisasi selalu menciptakan produk-produk penelitian yang baru yang
bermanfaat bagi masayarakat, hal ini adalah orientasi dari tipologi budaya Adokrasi.
Namun, permasalahan yang sering muncul ketika tipologi ini diterapkan dalam
sebuah organisasi adalah kesenjangan yang terjadi bagi anggota organisasi yang
selalu berorientasi pada hal yang baru dan mereka yang tipenya hanya mampu
bekerja berdasarkan instruksi yang telah ada. Sehingga tipologi ini cenderung
melemah karena tidak semua anggota organisasi memiliki mindset yang sama untuk
menciptakan dan melihat hal-hal baru, mereka masih cenderung berada ditempat
dan melakukan budaya-budaya yang pernah dilihat. Oleh karena itu, peran
pemimpin dalam menyatukan tipe-tipe anggotanya yang beragam sangat penting
dalam mencapai target organisasi.
4.
Budaya Market
Organisasi dengan
tipologi ini adalah organisasi yang menganut paham tentang hasil yang dapat
dicapai dari organisasi itu berupa financial
support. Jadi, segala sesuatu yang telah diciptakan dari anggota organisasi
tersebut, berorientasi pada bagaimana produk yang dihasilkan dapat memiliki
nilai jual yang tinggi serta dinikmati oleh masyarakat. Tipologi semacan ini
cenderung memanfaatkan kemampuan dan hasil yang diperoleh SDM untuk
disebarluaskan pada pangsa pasar agar organisasinya dapat lebih berkembang.
Jika
anda adalah seorang organisatoris, subjek ataupun objek dalam praktek
organisasi maka anda harus memiliki kepekaan dalam menilai dan melihat kondisi
yang terjadi disekitar anda. Sebab hal ini adalah bagian dari pendewasaan
tentang bagaimana proses dalam sebuah organisasi, berproses dan ikut andil
dalam setiap pengambilan keputusan.
Jika
anda seorang mahasiswa, maka laksanakan tugas nada sesuai dengan prosedur yang
ada untuk mencapai tujuan sebagai mahasiswa yang sesungguhnya. Mahasiswa yang
sesungguhnya adalah mahasiswa yang memiliki jiwa kepekaan yang tinggi dan
tanggap terhadap permasalahan yang terjadi disekitarnya. Nah, bagaimna sih
ciri-ciri menjadi mahasiswa yang
sesungguhnya ? nantikan postingan selanjutnya. Dan, jangan lupa baca mengenai Budaya-Budaya Kampus agar paham bagaimana kondisi kampus secara umum.
Intinya,
dimanapun anda berada, apapun organisasi anda saat ini bertindaklah sesuai
tanggungjawab dan wewenang yang telah dimanahkan kepada anda. Sebab hal itu
adalah bagian dari Budaya Organisasi.
0 komentar:
Post a Comment